Pada postingan ini saya akan memberikan tips untuk mendapatkan nilai lebih saat ujian. Secara umum, ujian masuk di jurusan Applied Physics terbagi menjadi 2, ujian tulis dan wawancara dan total nilai yang dapat diraih yaitu 1000 poin dengan rincian, 500 tes tulis; 200 bahasa inggris; 300 wawancara. Saya akan jelaskan satu persatu
Ujian Tulis (500 poin)
Dalam ujian ini, terdapat 6 soal yang mencakup berbagai topik dari matematika, pengetahuan dasar, dan pengetahuan lanjut. Berikut adalah topik-topik yang diujikan:
- Matematika
- Dasar
- Mekanika
- Elektromagnetik
- Lanjut
- Mekanika kuantum
- Optik
- Semikonduktor
Ketentuan Pemilihan Soal
Pada saat ujian, peserta diwajibkan mengerjakan 4 dari 6 soal yang disediakan dengan aturan sebagai berikut:
- Soal Matematika wajib dikerjakan.
- Dari 3 soal lainnya, peserta bebas memilih, asalkan salah satunya adalah Mekanika atau Elektromagnetik.
Pengalaman Pribadi dalam Ujian
Saya memilih untuk mengerjakan soal-soal sebagai berikut:
- Matematika
- Mekanika
- Elektromagnetik
- Mekanika Kuantum
Awalnya, saya berencana untuk mengerjakan Matematika, Mekanika, Elektromagnetik, dan Optik. Namun, saat melihat soal Optik, saya merasa tidak mampu mengerjakannya. Beruntung, soal Mekanika Kuantum mirip dengan soal yang pernah saya temui saat ujian fisika kuantum di S1.
Alasan Pemilihan Soal
Saya memilih Mekanika dan Elektromagnetik karena kedua topik ini merupakan bagian dari fisika dasar yang umumnya lebih mudah dikerjakan. Fisika lanjut, seperti Mekanika Kuantum dan Optik, mungkin memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.
Terkait Soal Matematika
Soal matematika bervariasi setiap tahunnya, jadi saya sarankan untuk mereview topik yang kalian kurang percaya diri
Ujian Bahasa Inggris (200)
Pada bagian ujian bahasa Inggris, sebenarnya tidak ada ujian langsung. Nilai diambil dari hasil ujian bahasa Inggris yang kalian kumpulkan saat mengirimkan dokumen pendaftaran. Oleh karena itu, mendapatkan nilai maksimum pada bagian ini sangatlah mudah.
Cara Mendapatkan Nilai Maksimum
Berikut cara mendapatkan nilai maksimum berdasarkan ujian bahasa Inggris, berdasarkan tabel di bawah, selama nilai kalian melebihi standar di bawah ini maka nilai kalian akan otomatis maksimal (200)
TOEIC | TOEFL iBT | IELTS |
860 | 98 | 7.0 |
Pengalaman pribadi
Saya pertama kali mengikuti ujian TOEIC pada tahun 2019 dengan persiapan yang cukup singkat. Saya hanya membeli kumpulan soal TOEIC dan berlatih dari sana. Tidak disangka, saya berhasil mendapatkan skor 900++, sehingga nilai ujian bahasa Inggris saya otomatis maksimal untuk pendaftaran di University of Tsukuba.
Saran
Jika kalian berencana melanjutkan studi di Jepang, kalian cukup beruntung karena banyak universitas di sana masih menerima nilai TOEIC. Ujian ini cenderung lebih mudah dan murah dibandingkan TOEFL dan IELTS. Jadi, ambillah ujian TOEIC dan usahakan mendapatkan skor setinggi mungkin.
Ujian Wawancara (300)
Dalam ujian wawancara, kalian tidak perlu terlalu tegang. Sikap santai pun diperbolehkan. Wawancara ini biasanya berlangsung singkat, kurang dari 5 menit (mungkin hanya 3 menit), termasuk perkenalan diri.
Meskipun saya tidak tahu persis bagaimana cara mereka menilai, yang penting adalah menunjukkan bahwa kalian layak diterima sebagai mahasiswa di sana. Sebelum wawancara dimulai, pihak universitas kemungkinan besar sudah mengetahui apakah kalian akan lulus atau tidak, karena mereka sudah menilai hasil ujian tulis dan bahasa Inggris kalian. Bagian wawancara ini berfungsi untuk menilai apakah kalian memang pantas diterima.
Pertanyaan-pertanyaan Wawancara
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan saat wawancara:
- Perkenalkan diri Anda
- Apakah sudah menentukan calon pembimbing? Jika ya, siapa beliau?
- Untuk biaya kuliah, siapa yang akan menanggung?
Pengalaman Pribadi
Jujur saja, saya tidak tahu apa-apa sebelumnya tentang wawancara ini karena tidak ada informasi yang saya dapatkan. Saya berpikir wawancara ini hanya sekadar tanya jawab mengenai riset sebelumnya. Ternyata, pertanyaan yang diberikan cukup sederhana.
Awalnya, saya mengira yang akan mewawancarai saya hanyalah 3 hingga 5 orang. Namun, saya sangat terkejut ketika memasuki ruang wawancara karena ternyata ada sekitar 20 Professor yang hadir. Meski sempat kaget, saya tetap tenang, tersenyum, dan duduk di tempat yang sudah disediakan, mengikuti instruksi dari host wawancara.
Pertanyaan pertama adalah memperkenalkan diri. Saya menyebutkan nama, nomor ujian, asal negara, dan penjelasan singkat mengenai apa yang telah saya pelajari sebelumnya.
Pertanyaan kedua adalah tentang calon dosen pembimbing. Karena saya sudah menghubungi calon dosen sebelumnya, saya dengan cepat menyebutkan nama beliau. Dosen tersebut mengangkat tangan dan menjelaskan bahwa kami memang sudah berkomunikasi sebelum wawancara.
Terakhir, terkait pembiayaan, saya menjawab bahwa jika saya diterima, saya akan dibiayai oleh NIMS melalui program NIMS-GRA. Namun, jika saya tidak diterima, saya akan mengundurkan diri. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, waktu wawancara terasa cepat berlalu, dan saya dipersilakan keluar.